Pengolahan Tanah Pada Budidaya Cabai
Tanaman cabai dapat dibudidayakan di lahan sawah, lahan kering/tegalan. Pada lahan sawah cabai ditanam setelah padi pada MK-I, dengan pola tanam padi (Januari-Maret), bawang merah (April —Mei) dan cabai (Juni —September), atau padi (Maret/April - Mei/Juni) dan cabai (komoditas Iainnya) pada Juni —September. Pola tanam yang diterapkan Oleh petani ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air irigasi. Apabila air irigasi berlebih atau mencukupi kebutuhan, maka petani memilih menanam padi, karena lebih mudah dan lebih aman untuk penyediaan pangan, baru pada musim kemarau berikutnya petani membudidayakan cabai. Sebelum melaksanakan persiapan lahan perlu dilaksanakan pemilihan lahan.
Calon lokasi tanaman cabai sebaiknya Iahan yang sebelumnya tidak ditanami tanaman dari famili yang sama (Solanaceae) seperti tomat, terong, melon, cabai, tembakau, minimal I musim tanam dan dianjurkan memilih lokasi lahan bekas ditanami dari famili Graminaeseperti padi, jagung, tebu atau dari famili Liliaceae seperti bawang merah, bawang bombay, dan Iain-Iain.
Kegiatan penyiapan Iahan ini meliputi pengolahan lahan, pemberian kapur tanah bila pH tanah asam, pemupukan dasar, pemasangan mulsa dan pembuatan lubang tanam.
A. Pengo!ahan Lahan
Tindakan pengolahan lahan dibedakan menurut jenis Iahan tempat cabai akan dibudidayakan, yaitu pengolahan lahan sawah dan lahan kering/tegalan. Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabai adalah tanah yang gembur dan memiliki porositas yang bak. Sebelum cabai ditanam cangkul atau bajak Iahan sedalam 20-40 cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman. Apabila terlalu banyak gulma dan khawatir menganggu bisa gunakan herbisida.
Bila dibudidayakan setelah padi sawah, pengolahan Iahan Yang harus dilakukan adalah membabat jerami sampai sekitar 5 cm dari permukaan tanah. Pengelolaan jerami padi selanjutnya, apakah dibakar sebelum tanam, dihamparkan sebagai mulsa setelah tanam atau tanpa jerami padi, tergantung kondisi setempat. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan petani dalam memanfaaatkan jerami, apakah untuk pakan ternak atau sebagai bahan baku industri kertas. Dewasa ini, banyak petani muiai menggunakan herbisida pratumbuh sebelum tanam cabai, baik dengan atau tanpa pengolahan lahan.
1. Lahan Sawah
Pada lahan sawah cabai ditanam setelah padi pada MK-l, dengan pola tanam padi (Januari-Maret), bawang merah (April —NIei) dan cabai merah (Juni —September), atau padi (Mare/ApriI - Mei/Juni) dan cabai (komoditas lainnya) pada Juni — September. Pola tanam yang diterapkan oleh petani ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air irigasi. Apabila air irigasi berlebih atau mencukupi kebutuhan, maka petani memilih menanam padi, karena lebih mudah dan lebih aman untuk penyediaan pangan, baru pada musim kemarau berikutnya petani membudidayakan cabai.
2. Lahan Kering
Pada lahan kering, cabe ditanam pada awal musim hujan (Oktober/November) Pengolahan tanah di lahan kering pada umumnya dilakukan dengan menggunakan traktor, karena lebih mudah, praktis dan lebih cepat. Pengolahan tanah dilakukan dua kali. Beberapa masalah yang sering dihadapi di lahan kering beriklim basah adalah (1) pencucian hara dan keracunan Al, (2) kadar bahan organik tanah rendah, (3) efısiensi pemupukan rendah, (4) kepekaan erosi tinggi dan (5) degradasi produktivitas.
Pada lahan kering beriklim kering, masalah yang dijumpai adalah (I) ketersediaan air terbatas, (2) alkalinitas dan salinitas, (3) kepekaan erosi tinggi, (4) pemupukan dan ameliorasi belum sesuai dan (5) pemanfaatan lahan dan teknik pengembangan belum sesuaİ
B. Pemberian Kapur/ameliorasi
Budidaya cabai menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah PH 6-7. Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabai akan terlihat pucat dan mudah terserang virus. Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi ilalang. Untuk menetralİsİrnya bisa gunakan kapur pertanian/ameliorasi sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan pembuatan bedengan.
Cara praktis dalam mengaplikasikan kapur adalah dengan menebar langsung di atas permukaan tanah secara merata hingga kedaıaman antara 15-30 cm. Tidak meratanya pemberian kapur dapat mengurangi daya netralisasi dan menyebabkan lambatnya perubahan PH tanah. Jika jumlah kapur yang diberikan sedikit (2 ton/ha) disarankan diaplikasikan sekali dengan cara dibenam pada bedengan tempat bedengan akan dibuat.
C. Pembuatan bedengan dan Saluran Air
Pembuatan bedengan dilakukan sesuai kontur dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 60 cm. Panjang bedcngan discsuaikan dcngan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan panjang bcdcngan maksimal 15 mcter. bedengan dipupuk dengan pupuk organik sebanyak 2 ton perha .Pupuk organik diaduk sambil pembuatan guludan dan penghalusan agredat tanah sehingga permukaan guludan halus.
Pembuatan saluran drainase yang baik perlu dilakukan karena tanaman cabai tidak tahan terhadap genangan air. Arah saluran drainase adalah memotong kontur atau searah kemiringan lereng. Jarak antar saluran drainase bergantung pada tekstur tanah dan kemiringan lahan. Tanah berat dengan kadar liat tinggi mempunyai sifat sulit diolah, keras pada kondisi kering dan relatif sulit dialiri air dengan arah venikal atau horisontal.
Pada tanah-tanah seperti ini, maka saluran drainase lebih rapat harus diterapkan agar pertumbuhan tanaman dapat optimal untuk mencapai prodüktivitas tinggi. Pedoman jarak antar saluran drainase pada berbagai tekstur tanah dan kemiringan lereng dapat dibuat seperti Tabel 1 berikut :
Kemiringan lereng % | Jarak antar saluran drainase (m) | ||
Tekstur halus | Tekstur sedang | Tekstur kasar | |
< 3 (datar) | 1,5 | 1,5-2 | 2-2,5 |
3-8 (landai) | 2 | 2-2,5 | 2,5-3 |
8-15 (agak miring) | 2,5 | 2,5-3 | 3-4 |
>15 (miring) | 3 | 3-4 | 4-5 |
D. Pemupukan dasar
a. Berikan pupuk dasar dalam bentuk pupuk kandang yang sudah matang 2 minggu sebelum. tanam
b. Pupuk anorganik diberikan sebelum tanam dengan cara ditebar, disiram dan ditutup mulsa. Jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan rekomendasi dan spesifik Iokasi.
E. Pemasangan mulsa plastik
Mulsa plastik yang digunakan adalah mulsa plastik perak hitam. Manfaat dari mulsa plastik perak hitam diantaranya pengendalian gulma, mencegah penguapan air, mencegah hilangnya unsur hara, meningkatkan efektifitas fotosintesa, mengurangi kelembaban tanaman dan kebun sehingga hama dan penyakit kurang dan lain-lain
Komentar
Posting Komentar