MENENTUKAN WAKTU PANEN YANG TEPAT PADA BAWANG MERAH

 


A.Penentuan saat Panen Bawang Merah

Menetuntukan Saat panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak terjadi atau paling tidak mengurangi kendala Yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen atau pasca panen. Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan iklim, kematangan hasil dan faktor-faktor Iain seperti ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan hasil produksi. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman semusim (tanaman pangan dan hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman buah-buahan dan tanaman industri). Jika petani tidak menentukan saat panen dari usaha pertaniannya maka kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang tidak maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akibatnya keuntungan petanipun akan menjadi tidak maksimal. Kegiatan penentuan saat panen ini umumnya petani tidak melakukan, namun sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa beberapa petani telah melakukan kegiatan ini.

 

B.Pertimbangan Menentukan Saat Panen

Sebagaimana kepentingan perlunya ditentukan saat panen adalah mengacu dari berbagai pertimbangan-pertimbangan yang merupakan dasar untuk mengambil keputusan mengapa tanaman harus segera dipanen atau ditunda. Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:

“Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman untuk siap dipanen sesuai dengan kebutuhan produksinya. Apakah hasil panen akan dijual sesuai kriteria permintaan pasar atau sesuai kriteria pemanfaatan hasil produksi, misalkan untuk benih.

Pertimbangan waktu yang berkaitan dengan keadaan cuaca/iklim pada saat panen, baik untuk kemudahan pada saat pelaksanaan panen ataupun karena pengaruh eiaca/iklim terhadap sifat hasil produksi yang akan dipanen,

Pertimbangan umur tanaman atau umur buah, dimana untuk beberapa jenis tanaman sudah mempunyai ketentuan pada umur tertentu sudah harus dipanen.

Kriteria Penentuan Saat Panen Sebagaimana diuraikan diatas bahwa ada beberapa kriteria yang sebaiknya diikuti untuk menentukan saat panen. Hal ini tergantung dari apakan hasil Produksi akan langsung dijual atau akan dijadikan benih.”

Namun secara umum kriteria yang biasa digunakan bagi para petani adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan kenampakan (Visual)

Beberapa jenis komoditas dapat ditentukan saat panennya berdasarkan kenampakan baik kenampakan dari buah, batang ataupun daunnya. Misalnya; warna, keadaan kulit, ukuran, bentuk dsb. Berdasarkan kriteria ini adalah sangat mudah unluk dilakukan karena dapat dilihat secara langsung.

2)Berdasarkan fisik (morphologisnya)

Beberapa jenis komoditas tanamam dapat dilihat dari segi fisik atau morphologisnya, Misal; tingkat kekenyalan, berat persatuan buah/biji, keriput atau bernas, dan lain-lain. Contoh buah kelapa, kalau tua akan mengecil Penentuan panen dengan metode ini sangat subyektif dan juga dipengaruhi faktor lingkungan.

3)Berdasarkan analisis kimin

Sebagian prodüksi diambil sebagai sampel untuk dilakukan analisis kimia di laboratorium. Dari hasil analisis tersebut akan dapat menentukan sifat kimiawi dari hasil prodüksi yang sedang diuji dan barulah dapat ditentukan apakah tanaman sudah bisa dipanen atau menunggu beberapa hari lagi sesuai dengan persyaratan kualitas prodüksi yang dikehendaki.

4)Berdasarkan kadar air

Kriteria ini biasa diterapkan untuk tujuan tertentu; misalnya untuk penghasil prodüksi benih. Penentuan panen dengan metode ini dapat lebih obyektif karena panen baru dilakukan jika biji telah mencapai kadar alr tertentu. Meskipun demikian kadar air benih sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan karena biji selalu dalam keadaan equilibrium dengan ilingkungan sekitamya.

5)Berdasarkan fisiologi

Sebagaimana penentuan kadar air yang juga dilakukan dilaboratorium, sifat-sifat kimia yang biasa ingin diketahui adalah kadar gula dan tingkat keasamannya. Misalnya pada tanaman tebu dan karet merupakan tanaman sepesifik yang memerlukan analisis 'ini untuk menentukan saat panen.

6)Berdasarkan Umur tanaman

Pada umumnya adalah tanaman semusim atau tanaman yang hanya satu kali periode prodüksi langsung mati. Kelemahan penentuan saat panen berdasarkan umur adalah bahwa umur tanaman (mulai sebar benih sampai panen) sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga sangat bervariasi. Pada umur tertentu ternyata tanaman belum siap panen, padahal seharusnya sudah harus dipanen. Misalkan jagung manis dapat dipanen setelah umur 70 hari sejak tanam, semangka 64 — 80 hari sejak tanam, dan lain-lain

 

C. Umur tanaman Bawang merah siap panen

Umur tanaman Bawang merah siap panen bervariasi antara 60-90 hari, tergantung varietasnya. Ciri-ciri tanaman Bawang merah siap panen adalah umbi tampak besar dan beberapa daun berwarna kecoklatan. pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari saat cuaca cerah. Keadaan tanah pada saat panen diusahakan kering untuk mencegah terjadinya pembusukan umbi. Panen dilakukan dengan mencabut tanaman secara perlahan. Jika tanah terlalu keras, pencabutan sebaiknya dibantu dengan menggunakan cukil atau gancu agar umbi bawang merah tidak rusak.

Setelah dipanen, umbi dijemur di atas bedengan bekas tanam. untuk memudahkan proses penjemuran, bawang merah diikat setiap 3-5 kg. daun Bawang merah yang sudah diikat direbahkan hingga menutupi umbi. Penjemuran dilakukan dengan posisi umbi di bawah, tertutup daun yang direbahkan.Bawang merah ditutup dengan plastik pada sore hari. lama penjemuran sekitar 3-5 hari, tergantung keadaan cuaca, hingga daun bawang mearh benar-benar kering. Bawang merah bisa dipasarkan setelah dibersihkan dan dipotong daun dan akarnya.

 

D.Rangkuman

Menentukan saat panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak terjadi atau paling tidak mengurangi kendala yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen atau pasca panen. Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan iklim, kematangan hasil dan faktor-faktor lain seperti ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan hasil produksi. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman semusim (tanaman pangan dan hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman buah-buahan dan tanaman industri). Jika petani tidak menentukan saat panen dari usaha pertaniannya maka kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang tidak maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akibatnya keuntungan petanipun akan menjadi tidak maksimal. Kegiatan penentuan saat panen ini umumnya petani tidak melakukan, namun sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa beberapa petani telah melakukan kegiatan ini.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WISATA KAMPUNG AIR KRAGILAN

CARA MENGANTISIPASI KEKURANGAN OKSIGEN DI KOLAM IKAN NILA

MEMBUAT BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (Eicchornia crassipes)