HAMA UTAMA TANAMAN BAWANG MERAH

 

Hama atau organisme pengganggu tanaman merupakan salah satu faktor penting yang harus dikendalikan guna mempertahankan kualitas bawang merah. Kehadiran hama tanaman ini berbeda pada stadia pertumbuhan yang berbeda pula (Tabel 1), jadi perlu dilakukan pengamatan yang intensif guna mengurangi kegagalan panen akibat hama.

Tabel 1. Jenis Hama yang menyerang tanaman bawang merah

Stadia Tanaman

Hama

Penyakit

Tanaman Muda (1-4 MST)

1.    Orong-orong (Gryllotalpa spp)

2.    Ulat Bawang (Spodoptera exigua)

3.    Ulat grayak (Spodoptera litura)

4.    Lalat Penggorok daun ( Liriomyza chinensis)

Layu Fusarium (Fusarium oxysporum)

Tanaman Tua

1.    Thrips (Thrips tabaci)

2.    Ulat bawang (Spodoptera exigua)

3.    Lalat penggorok daun (Liriomyza chinensis)

1.    Bercak ungu (Alternaria porri)

2.    Downy mildew (Perenospora destructor)

3.    Antraknose (Colletrichum gloeosporiodes)

4.    Layu fusarium (Fusarium oxysporum)

5.    Bercak daun ( Cercospora duddiae)

6.    Nematoda ( Dytylenchus dissaci, Helicotylenchus retusus)

Umbi Gudang

Ngengat gudang (Ephestia cautella)

 

 

A.    Lalat Penggorok daun ( Liriomyza chinensis)

Daun bawang yag terserang ditandai dengan adanya bintik - bintik putih akibat tusukan ovipositor lalat betina dan liang korokan larva yang berkelok - kelok pada daun bawang. Serangan berat akibat hamper seluruh helaian daun peruh dengan korokan, sehingga menjadi kering dan berwarna coklat seperti terbakar. Cara pengendalian

a. Secara mekanik

(1) Mengumpulkan daun yang terserang lalu dimasukkan ke dalam kantong plastic kemudian diikat dan dimusnahkan.

(2) Melakukan pemasangan perangkap kuning berperekat ( Oli ) yang terbuat dari kertas atau Plastic kuning dengan ukuran 16 cm x 16 cm kemudian ditempelkan pada triplek atau kaleng dengan ukuran yang sama lalu dipasang pada tiang bamboo yang tingginya maksimal 60 cm. Jumlah perangkap yang digunakan untuk setiap ha pertanaman bawang merah sekitar 80— 100 buah.

(3) Melakukan penangkapan pengorok daun dewasa menggunakan traping berjalan dengan ukuran tinggi 30 — 50 cm lebar disesuaikan dengan lebar bedengan dengan bentuk melengkung . Traping diolesi bahan yang dapat melekatkan serangga pada traping.

b. Secara Biologis: Menggunakan musuh alami tabuhan Ascecodessp, Opius sp.Hemiptorsemus voricornis, Gronotoma sp

c. Secara Kimiawi : Apabila serangan telah mencapai 10 % dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida efektif dengan dosis sesuai anjuran berbahan aktifbensltap, klofenapir dan siromazin.

 

B.    Ulat Bawang (Spodoptera exigua)

Serangan tampak pada daun berupa bercak berwarna putih transparan. Begitu menetas dari telur ulat masuk ke dalam daun dengan jalan melubangi ujung daun pada saat stadia larva kemudian menggerek permukaan bagian dalam daun sedangkan bagian epidermis luar ditinggalkan. Serangan lebih Ianjut menyebabkan daun mongering. Jika populasi ulat banyak dapat menyerang umbi. Serangan lebih lanjut menyebabkan daun terkulai dan mengering. Cara pengendalian:

a. Secara Mekanik

(1) Mengumpulkan kelompok telur dan ulat bawang lalu dimasukkan ke dalam kantong Plastic kemudian dimusnahkan.

(2) Menggunakan perangkap lampu yang dipasang secara serentak pada satu hamparan. Yang dipasang disawah dengan jarak 20 x 20 meter , sehingga tiap hektar terdapat 25 30 lampu atau titik. Setiap titik terdiri dari lampu neon beserta fitingan , bak penampung yang berisi detergen, kayu penyangga , paku dan kabel. Sedangkan jarak Iampu dengan mulut bak kurang dari 40 cm . sedangkan jarak lampu dengan mulut kurang lebih 7 cm. Untuk menghindari hujan diatas lampu diberi pelindung. Lampu dinyalakan serentak sejak matahari terbenam sampai menjelang matahari terbit

b.Secara Biologis : Menggunakan musuh alami capung, kepik parasitoid Polites sp, Lalat Tritaxys braueri, Cuposera Varia, lebah Telenomus sp, Parasit Apanteles sp, semut apin dan agen hayati SE NPV

c.Secara Kimiawi : Apabila populasi kelompok telur pada musim kemarau telah mencapai 1 kelompok / 10 rumpun atau 5 % daun sudah terserang / rumpun dan pada musim hujan terdapat 3 kelompok telur / 10 rumpun atau 10 % sudah terserang / rumpun dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif yang berbahan aktif profenofos, betasiflutrin , tiodikrab, karbofuran.

d.Secara Teknis

(1) Melakukan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman yang bukan inang ( tanaman palawija) untuk musim tanam selanjutnya .

(2) Melakukan penanaman secara serentak

 

C.    Thrips (Thrips tabaci)

Sasaran serangan adalah daun muda dan pucuk daun. Nimfa dan imago menyerang bagian tersebut dengan jalan menggaruk atau meraut jaringan daun muda dan menghisap cairan selnya, Secara visual daun yang terserang berwarna putih mengkilap seperti perak dan kemudian berubah kecoklatan dan berbintik hitam. Bila serangan berat seluruh daun bias berwarna putih , Pada serangan berat dapat mengakibatkan umbi menjadi kecil dengan kualitas rendah. Trips dapat juga dijumpai pad umbi bawang merah pada saat panen kemungkinan ikut terbawa ke tempat penyimpanan dan dapat merusak bagian lembaga umbi bawang merah. Serangan berat ini terjadi pada suhu rata - rata di atas suhu normal yang disertai hujan rintik - rintik dan kelembaban udara diatas 70 %. Cara Pengendalian :

a.Secara Mekanik

(1) Melakukan pengamatan dengan interval minimal satu minggu dua kali.

(2) Melakukan pemasangan perangkap berwarna kuning perekat sebanyak sebanyak 80-100 buah / hektar

b.Secara Biologi

(1) Menggunakan musuh alami kumbang macam / kumbang helm predator Coccinellidae.

(2) Menggunakan nematode Entomo Patogen ( NEP ) bila telah dijumpai populasi.

c.Secara Teknis

(1) Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inangnya

(2) Penanaman dilakukan secara serentak sekitar pertengahan Mei sampai Awal Juni .

d. Secara Kimiawi : Apabila populasi dan serangan terus meningkat dilakukan pengendalian dengan insektisida efektif yang berbahan aktif betaslifutrin, piraklos.

 

D.   Hama Tanah ( Agrotis ipsilon )

Ulat aktif pada malam hari . Ulat menyerang leher batang dengan memotong - motong bagian tersebut. Potongan - potongan tanaman tersebut sering ditarik/ dibawa ke tempat persembunyian. Ulat bersembunyi di dalam tanah dan aktif menyerang pada sore malam hari sekitar 5-7 . Cara pengendalian ;

a. Secara Mekanik

(1) Melakukan pengolahan tanah sebaik - baiknya sehingga pupa maupun ulat mati terkena sinar matahari.

(2) Memusnahkan ulat yang dijumpai di sekitar tanaman inang

(3) Menggunakan lampu perangkap seperti pengendalian pada ulat bawang

b. Secara biologis : Menggunakan musuh alami cocinella repanda, Goniophona, Trtaxys branei

c. Secara teknis : melakukan pergiliran tanaman yang bukan inang, atau tingkat kehilangan rendah (tanaman palawija)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WISATA KAMPUNG AIR KRAGILAN

CARA MENGANTISIPASI KEKURANGAN OKSIGEN DI KOLAM IKAN NILA

MEMBUAT BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (Eicchornia crassipes)