PEMBUATAN PUPUK CAIR DAN PUPUK PADAT LIMBAH BIOGAS

 

Sludge/slury/limbah biogas

Dari proses produksi biogas akan dihasilkan limbah atau sisa bahan organik. Limbah dari digester biogas tersebut ternyata memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi, yaitu dapat dijadikan sebagai pupuk organik. Bahkan pupuk tersebut dapat langsung digunakan untuk memupuk tanaman. Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomis sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk organik.

Limbah biogas merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan ooleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin dan lain-lain tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telas dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi.

Limbah yang keluar dari digester biogas berbentuk lumpur yang mengandung cairan dan padatan. Limbah tgersebut umumnya disebut dengan istilah sludge. Limbah tersebut akan keluar secara otomatis ketika digester diisi dengan bahan organik yang baru. Limbah dari digester untuk sementara akan mengalir ke bak penampungan melalui lubang pengeluaran digester.

Limbah yang keluar dari digester dapat diolah menjadi pupuk cair dan pupuk padat. Kedua jenis pupuk tersebut bersifat organik. Menurut Wahyudi (2019) Pupuk organik dari limbah biogas memiliki manfaat sebagai berikut: (1) Meningkatkan kesuburan tanah, (2) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, (3) Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah, (4) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah, (5) Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen), (6) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, (7) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman, (8) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah. Untuk menghasilkan kedua pupuk tersebut cukup mudah. Adapun prosesnya akan dijelaskan berikut.


A.   Pupuk Cair Organik

Pemisahan sludge (lumpur) dilakukan dengan cara sederhana, yaitu menggunakan saringan halus. Adapun proses mendapatkan pupuk cair organik dari limbah digester biogas adalah sebagai berikut :

1) Ambil sludge dengan menggunakan ember, lalu disaring dengan saringan halus sehingga yang tersaring hanya cairan, sedangkan padatan dipisahkan,

2)  Tampung dalam wadah penampungan yang lebih besar, dapat berupa tong plastik selama 1 minggu,

3)    Pada minggu ke dua dilakukan penyaringan kembali, lalu didiamkan selama 1 minggu,

4) Untuk meningkatkan kualitas produk, perlu ditambahkan tepung tulang, tepung kerabang telur, dan tepung darah. Setelah itu diamkan selama 1 minggu,

5) Kemudian disaring lagi menggunakan kain kasa, kemudian hasil saringannya ditampung. Setelah itu, diaerasi selama 3-4 hari dengan aerator untuk membuang bau gas-gas yang tersisa,

6) Biarkan selama 2 hari agar partikel-partikel mengendap, sehingga cairan yang dihasilkan menjadi lebih bening seperti air teh,

7)  Cairan bening tersebut bisa juga ditambahkan dengan rempah seperti tepung jahe, kunyit atau bahan alami lainnya yang dapat berfungsi sebagai pestisida nabati,

8)    Pupuk cair pun siap digunakan atau dapat dikemas.

Kandungan unsur hara dalam pupuk organik yang dihasilkan dari limbah hasil pembuatan biogas terbilang lengkap tetapi jumlahnya sedikit jika tidak dilakukan penambahan tepung tulang, tepuung kerabang telur dan tepung darah maka perlu ditingkatkan kualitasnya dengan penambahan bahan lain yang mengandung unsur hara makro. Menurut penelitian dari Nurjanah N, dkk (2018) untuk menaikkan kadar unsur hara (Nitrogen, Phospor, Kalium, Carbon) pada limbah biogas yang akan dijadikan pupuk organi cair maka di gunakan bahan aditif yaitu Urin Kambing, dan Ampas Tahu dengan perbandingan 1:1.

Hasil dari pupuk yang berasal dari sludge biogas sudah diujicobakan pada tanaman lombok/ cabai melalui penelitian oleh Junus, dkk (2007) dengan hasil sludge sangat berperanan pada tinggi tanaman lombok pada umur dua sampai tiga minggu. Adanya pupuk cair dari Sludgebiogas akan membuat struktur tanah menjadi lebih baik. Penelitian lain tentang pemanfaatan sludge biogas untuk tanaman perkebunan memberikan pengaruh yang baik yaitu penelitian dari Khoirudin, dkk (2017) dengan hasil Pemberian limbah cair biogas berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi, jumlah daun, diameter bonggol, berat kering dan rasio tajuk akar bibit kelapa sawit varietas Tenera umur ≤ 3 bulan. Pemberian limbah cair biogas dosis 80 ml/tanaman merupakan dosis terbaik terhadap parameter tinggi bibit, jumlah daun bibit, diameter bonggol bibit, berat kering bibit dan rasio tajuk akar bibit kelapa sawit varietas Tenera umur ≤ 3 bulan.

 

B.   Pupuk Padat Organik

Setelah proses pemisahan sludge menjadi bagian cair dan padat, maka bagian padat dapat merupakan pupuk organik padat. Adapun proses pembuatan pupuk padat organik dari lembah digester biogas adalah sebagai berikut :

1)    Saring sludge terutama limbah padat dan masukkan dalam bak penampungan. Biarkan sekitar 7 hari atau hingga kering

2) Tambahkan starter seperti EM4 atau stardex, lalu lakukan pengadukan agar starter tercampur merata dengan bahan. Biarkan beberapa hari,

3)    Lakukan pembalikan pada hari ke 14 dan hari ke 28,

4)    Setelah 4-5 minggu, sudah menjadi pupuk oeganik padat dan siap digunakan

Dari hasil penelitian oleh Nurjanah, dkk( 2018) untuk menaikkan kadar unsur hara (Nitrogen, Phospor, Kalium, Carbon) pada limbah biogas yang akan dijadikan pupuk organik padat maka di gunakan bahan aditif ,yaitu kotoran kambing dan arang tempurung kelapa. Penelitian lain oleh Vebriyanti, dkk (2012) dalam meningkatkan kandungan pengomposan Sludgebiogas dengan penambahan bahan organik peningkat tepung tulang, tepung darah dan abu sekam serta campuran (tepung darah, tepung tulang dan abu sekam) dapat meningkatkan kandungan N, P dan K pupuk organik padat, jika dibandingkan dengan Sludge biogas tanpa penambahan bahan organik peningkat. Untuk meningkatkan kandungan N, P dan K pupuk organik padat dari Sludge biogas feses sapi perah dengan perbandingan air yang berbeda dapat dilakukan dengan penambahan bahan peningkat tepung darah 1%, tepung tulang 3% dan campuran (tepung darah 1%, tepung tulang 3% dan abu sekam 3%).

 

Daftar Pustaka

Junus, H. Mochammad., Budya Satata dan Syamsul Arifin. 2007. Pengaruh Limbah Pupuk Cair Biogas Yang Dipekatkan Terhadap Pertumbuhan Cabai. J. Ternak Tropika Vol. 6. No 2; 88-100

Khoirudin, Al Hikmatu., Sampoerno dan Yunel Venita. 2017. Pemberian Pupuk Limbah Biogas Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Pre-Nursery. JOM Faperta Vol 4 No 1

Nurjannah, N., dkk. 2018. Pembuatan Pupuk Organik Padat Dari Limbah Biogas. Journal Of Chemical Process Engineering. Vol.03, No.01 6-10

Nurjannah, N., Nurfajriani Arfah, Nur Fitriani. 2018. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Biogas. Journal Of Chemical Process Engineering. Vol.03, No.01 43-46

Vebriyanti, E., E. Purwati, dan Apriman. 2012. Pengaruh Penambahan Bahan Organik dalam Pembuatan Pupuk Organik Padat Sludge Biogas Feses Sapi Perah terhadap Kandungan N, P dan K. Jurnal Peternakan Indonesia Vol. 14 (1) 270-278.

Wahyudi. 2019. Pupuk Organik Dari Limbah Biogas (Slurry). http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85536/PUPUK-ORGANIK-DARI-LIMBAH-BIOGAS-SLURRY/#:~:text=Limbah%20biogas%2C%20yaitu%20kotoran%20ternak,bisa%20digantikan%20oleh%20pupuk%20kimia. Diakses 30 Mei 2021

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WISATA KAMPUNG AIR KRAGILAN

CARA MENGANTISIPASI KEKURANGAN OKSIGEN DI KOLAM IKAN NILA

MEMBUAT BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (Eicchornia crassipes)