PANEN DAN PASCA PANEN KEDELAI

 

kedelai memasuki umur panen

A.   Panen Kedelai

Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah terlihat tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat agak merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mongering dan lepas dari cabangnya. Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung varietas dan ketinggian tempat.perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata. Ada dua hal penting dalam pemanenan yaitu saat panen dan cara panen.

Saat panen yang tepat pada tanaman kedelai adalah : (1) kadar air menurun menjadi sekitar 20%, (2) warna polong coklat tua, (3) ukuran benih maksimal, (4) berat kering masknimal. Sedangkan cara panen yang benar adalah 70% buah atau benih yang dimaksud telah 70-80% masak dan pemanenen dilakukan segera setelah masak fisiologis.

Ciri-ciri tanaman kedelai yang telah masak fisiologis yaitu  pada saat panen klorofil berubah warna, daun dari bawah keatas sesuai tingkat kemasakan biji pada polong, biasanya warna daun dan polong telah berubah warna dari hijau menjadi kuning, coklat, coklat tua.

Cara panen tanaman kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur. Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak benar bisa tidak ikut dipetik, petikan sebaiknya dilakukan secara bertahap, beberapa kali. Panen dapat dilakukan dengan cara pemungutan di lahan dengan metode sebagai berikut : (1) Pemungutan dengan cara dicabut : sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dahulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang, tangan posisi tepat dibawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan. (2) Pemungutan dengan cara memotong : alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Disamping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan denga cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan akibat pemotongan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara pemotongan bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemunguitan dengan vara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat.

Di Kalimantan Barat saat panen, kadang-kadang tidak dapat mengeringkan karena musim hujan tidak dapat diprediksi. Sebelum poanen dilakukan penyemprotan herbisida untuk merontokkan daun, sehingga saat panen daun sudah rontok. Ini dapat mempercepat pengeringan. Perontokan dapat menggunakan power treser (dengan menggunakan mesin) atau dengan cara manual pakai kayu. Perontokan dengan cara manual sebaiknya menggunakan kayu yang tidak bersegi untuk menghindari pecahnya biji akibat pukulan kayu.

B.   Pasca Panen Kedelai

Dalam pasca panen kedelai ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk mendapaykan kuantitas dan kualitas hasil , pada kegiatan pasca panen kegiatan tersbut adalah :

1.    Pengumpulan dan pengeringan

Setalah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera di jemur. Kedai dikumpulkan kemudian di jemur di atas tikar, anyaman bambu, atau l;antai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijina mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering. Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian di jemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15%. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10 hingga 12 siang.

2.    Penyortiran dan penggolongan

Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polong. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian di tampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11%. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai 18,2%.

3.    Penyimpanan dan pengemasan

Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur nlagi sampai kadar airnya 9-11%.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WISATA KAMPUNG AIR KRAGILAN

CARA MENGANTISIPASI KEKURANGAN OKSIGEN DI KOLAM IKAN NILA

MEMBUAT BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (Eicchornia crassipes)